Mempercayai sesuatu yang tidak dilandasi kejujuran, maka akan menjadi derita yg berkepanjangan. Baik bagi yang mempercayai dan yang membohongi. Begitu pula tidak mempercayai sebuah kejujuran akan menjadikan ketidaknyamanan hati dalam menjalani kehidupan. Merasa tidak dihargai dan tidak dipercaya padahal sudah jujur. Dan terus menerus dihantui ketakutan dan paranoid karena tidak bisa mempercayai sebuah kejujuran. Jadi, betapa ‘jujur’ dan ‘percaya’ adalah barang yang paling mahal dalam suatu hubungan. Entah itu keluarga, persahabatan, dunia kerja, terutama pasangan.
Tak terbayangkan akan betapa sederhananya hidup ketika kita selalu jujur dan
percaya, dalam arti mengikhlaskan dan mensyukuri segalanya. Namun, bukanlah
hidup jika tanpa perjuangan. Karena untuk jujur dan percaya pun kita
membutuhkan perjuangan.
Dan ketika kita sudah memilikinya, maka kita akan sadar bahwa kekuatan itu
adalah jujur dan percaya.
Saya
bukanlah tipe orang yang mudah percaya dengan orang lain, walaupun orang itu
sudah merupakan sahabat dekat sekalipun, tetapi sekali dia melakukan
‘pelanggaran’ sebuah janji atau kejujuran, orang itu sudah mendapatkan kredit
poin negatif (-1) dari saya. Untuk membuat kredit poin itu kembali ke posisi
nol (0), membutuhkan waktu yang cukup lama untuk saya kembali mempercayakan
suatu hal dalam hidup. Memang hal ini bukanlah sesuatu yang baik, hal ini
adalah sesuatu yang buruk yang sebenarnya tidak perlu dipertahankan. Namun
dengan dalih sebagai seorang manusia yang tak luput dari kesalahan dan dosa,
sikap tidak mudah percaya tersebut begitu kuat tertanam dalam diri saya selama
ini.
Saya menghargai orang yang bisa saya percaya, yang mampu menggunakan
kepercayaan yang telah saya berikan dengan baik, tidak malah
menyalahgunakannya. Saya menghargai orang yang bisa menepati janji, walaupun
janji itu terlambat dipenuhi, asal ada alasan yang masuk akal dan dapat
diterima sebagai keabsahan bersama, saya masih menghargai orang itu dan akan
memberikan kesempatan kedua. Tetapi apabila ada yang hanya bersikap seperti
para petinggi kita yang obral janji waktu kampanye tapi tidak pernah ada
realisasinya, jangan harap saya percaya pada apa yang dikatakannya dikemudian
hari, walaupun dengan disertai argumentasi yang hebat, data yang komplit, atau
kemampuan persuasi yang tingkat tinggi. No way… ! Sekali saya mengalami
kekecewaan, dikecewakan, apalagi sampai berkali-kali tidak menetapi janji, dan
yang terlebih parah adalah menyalahgunakan kepercayaan yang saya berikan,
jangan harap saya mudah percaya pada apa yang dikatakan orang itu.
Tampaknya nilai sebuah kepercayaan masih perlu mendapatkan ujian secara
terus-menerus, masih perlu mendapat perhatian khusus bagi kita yang nantinya
(atau yang sudah) berkecimpung dalam dunia kerja, ataupun yang masih kuliah.
Kita mendapatkan kepercayaan untuk belajar, menghasilkan nilai ujian yang baik,
lulus sarjana, bisa mendapatkan pekerjaan, menyelesaikan setiap tugas dan
pekerjaan dengan baik (tidak harus sempurna, karena tidak ada manusia yang
dapat bekerja secara sempurna!) dan memenuhi segala kewajiban kita (tidak hanya
menuntut hak!) serta memegang teguh apa yang telah kita ucapkan sebagai janji.
Hmm....,, kalau kita mau dipercaya dan dihargai maka jangan sampai kita melanggar apa yang sudah kita ucapkan dan selalu bertanggung jawab atas semua ucapan (janji) dan tindakan kita.
FIGHT....!! Mari kita budayakan kejujuran agar kita dapat dipercaya.
|
2 komentar:
cieeeeeeeeeeeeeeeee
@Kiki Hemmmmm kenapa kok cie. .?? hAHAHA
Posting Komentar